Perubahan iklim menjadi tantangan global yang semakin mendesak. Suhu bumi meningkat, cuaca ekstrem melanda lebih sering, dan ancaman terhadap ekosistem kian nyata. Dalam upaya menanggulangi krisis ini, para ilmuwan di Inggris baru-baru ini melakukan eksperimen geoengineering skala kecil. Meskipun inovatif, pendekatan ini menimbulkan perdebatan sengit—apakah geoengineering benar-benar solusi, atau justru menghadirkan ancaman baru bagi lingkungan dan umat manusia?
Apa Itu Geoengineering?
1. Definisi dan Tujuan
Geoengineering, atau rekayasa geoiklim, adalah serangkaian teknologi yang dirancang untuk memodifikasi sistem iklim bumi secara sengaja demi mengurangi dampak pemanasan global. Ada dua pendekatan utama dalam geoengineering:
-
Manajemen Radiasi Surya (Solar Radiation Management/ SRM): Mengurangi jumlah sinar matahari yang mencapai permukaan bumi, misalnya dengan menyemprotkan partikel aerosol ke atmosfer.
-
Penghilangan Karbon (Carbon Dioxide Removal/ CDR): Menyerap karbon dioksida dari atmosfer, seperti melalui penanaman pohon massal, penggunaan bioenergi dengan penangkapan dan penyimpanan karbon (BECCS), atau teknologi direct air capture (DAC).
Eksperimen Geoengineering di Inggris: Langkah Pertama yang Mengundang Pro-Kontra
1. Tujuan dan Metodologi
Eksperimen yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari beberapa universitas di Inggris bertujuan untuk memahami bagaimana partikel tertentu dapat berinteraksi dengan atmosfer guna memantulkan sinar matahari. Uji coba ini dilakukan di lapangan terbuka, dengan menyemprotkan partikel tidak berbahaya ke udara dan mengamati pergerakan serta dampaknya menggunakan sensor canggih.
Meskipun skalanya kecil dan tidak berisiko bagi lingkungan dalam jangka pendek, eksperimen ini merupakan langkah awal menuju kemungkinan penerapan geoengineering skala besar di masa depan.
2. Reaksi Publik dan Komunitas Ilmiah
Langkah ini menuai reaksi beragam. Sebagian ilmuwan dan pengambil kebijakan menyambut baik eksperimen ini sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim. Namun, kelompok lain, termasuk aktivis lingkungan, menilai bahwa geoengineering adalah pendekatan berisiko tinggi yang berpotensi menimbulkan konsekuensi ekologis dan sosial yang tidak terduga.
Potensi Manfaat Geoengineering
1. Solusi Darurat untuk Krisis Iklim
Geoengineering bisa menjadi “plan B” jika upaya mitigasi konvensional seperti pengurangan emisi gagal menahan laju pemanasan global. Misalnya, jika suhu bumi terus meningkat melewati batas 1,5°C, SRM dapat membantu menurunkannya sementara waktu.
2. Memberikan Waktu Tambahan
Dengan mengurangi suhu secara temporer, teknologi ini dapat memberi dunia waktu tambahan untuk memperkuat transisi ke energi bersih dan menyempurnakan sistem penyerapan karbon alami maupun buatan.
Risiko dan Tantangan Geoengineering
1. Dampak Tak Terduga
Salah satu kekhawatiran utama adalah kemungkinan efek samping geoengineering terhadap pola cuaca global, seperti mengganggu musim hujan di beberapa wilayah atau menyebabkan kekeringan di daerah lain. Karena iklim adalah sistem yang kompleks, manipulasi satu bagian bisa berdampak besar pada bagian lain.
2. Etika dan Keamanan Global
Pertanyaan etis muncul: siapa yang berhak mengendalikan iklim? Jika suatu negara secara sepihak meluncurkan proyek geoengineering, dampaknya bisa dirasakan secara global. Tanpa kesepakatan internasional yang kuat, hal ini berpotensi menimbulkan konflik geopolitik.
3. Ilusi Solusi Cepat
Ada kekhawatiran bahwa ketergantungan pada hal ini dapat mengurangi dorongan untuk menurunkan emisi karbon secara nyata. Ini bisa menciptakan “moral hazard”, di mana pemangku kepentingan merasa tidak perlu melakukan perubahan mendasar karena merasa sudah memiliki teknologi perbaikan cepat.
Regulasi dan Tanggung Jawab Global Terhadap Geoengineering
Saat ini, belum ada kerangka hukum internasional yang secara khusus mengatur mengenai hal ini. Padahal, mengingat dampaknya yang lintas batas, dibutuhkan regulasi global yang melibatkan berbagai negara dan pemangku kepentingan. Badan-badan seperti PBB bisa memainkan peran penting dalam mengkoordinasikan diskusi dan menyusun kerangka etis serta legal bagi eksperimen dan penerapan geoengineering.
Masa Depan Geoengineering: Menuju Solusi yang Bijak
Teknologi ini tidak bisa serta-merta dianggap sebagai penyelamat iklim. Ia adalah alat yang harus digunakan dengan sangat hati-hati, penuh pertimbangan ilmiah, etika, dan sosial. Penelitian seperti yang dilakukan di Inggris memiliki nilai penting untuk memperluas pemahaman kita, namun tetap harus dikawal dengan transparansi, akuntabilitas, dan keterlibatan publik yang luas.
Kesimpulan
Eksperimen geoengineering di Inggris adalah langkah awal yang menandai era baru dalam riset iklim. Meskipun menawarkan potensi besar untuk mengatasi krisis iklim, teknologi ini juga membawa risiko besar yang harus dipertimbangkan secara matang. Solusi sejati tetap terletak pada perubahan sistemik—pengurangan emisi, pelestarian alam, dan transisi energi—namun eksplorasi ilmiah terhadap geoengineering bisa menjadi pelengkap jika dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
Baca juga : Tren Teknologi dan Bisnis di Asia-Pasifik Menurut Riset Ipsos